Pendidikan hukum melalui film
Dewasa ini semua orang mengetahui bahwa film sebagai media yang dapat menyampaikan pesan-pesan secara efektif dan mampu mempengaruhi perilaku seseorang. Film adalah sebuah alat untuk bercerita, sebuah media untuk berekspresi. Seperti halnya membaca buku dan mendengarkan musik, film adalah karya seni yang dapat memberikan sebuah pengalaman bagi yang menikmatinya. Film merupakan suatu kemasan cerita yang memiliki tujuan yang jelas untuk memberikan suatu tontonan berdasarkan realitas kehidupan masyarakat. Dunia hukum sangat menjadi sorotan dalam hal apapun. Dan khususnya profesi Pengacara merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kasus hukum. Polemik yang sering terjadi ini membuat banyak film mengenai dunia pengacara diluncurkan. Dari Film bisa menjadi media yang berpengaruh baik itu negatif ataupun positif. Ada banyak film yang menyuguhkan peliknya dunia hukum khususnya profesi pengacara. Film yang bercerita tentang kasus hukum dan keadilan, mulai dari adanya kejahatan, penyidikan oleh polisi, dibela pengacara atau kuasa hukum, dituntun oleh jaksa, disidang di pengadilan, hingga di vonis oleh hakim. Kasusnya juga bermacam-macam mulai dari misteri pembunuhan, pemerkosaan wanita sampai kasus masyarakat melawan perusahaan besar. Ada perdebatan sengit di ruang sidang sehingga para pihak seperti pengacara dan jaksa saling adu argumen hukum. Beberapa film juga punya ending twist yang mengejutkan. Berikut adalah daftar film seputar hukum yang wajib ditonton oleh para praktisi hukum Indonesia
Seorang anak kecil didakwa akibat menikam ayahnya dengan pisau hingga mati. Semua saksi dan bukti telah dihadirkan. Para juri ditunjuk untuk memberikan keputusan yang bersifat mutlak terhadap anak kecil tersebut. Setelah juri pengganti dipersilakan untuk keluar, maka tersisa 12 juri yang akan memberikan keputusan, apakah dia bersalah atau tidak. Jika bersalah, maka nasib anak itu akan berakhir di kursi listrik. Ke 12 juri dipersilakan untuk istirahat selama di ruang juri untuk memikirkan dengan matang keputusan yang akan diberikan. Juri-juri tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pemilik jasa pengiriman pesan, agensi periklanan, hingga dokter. Dengan dipimpin oleh Foreman (Martin Balsam), penjurian dimulai dengan sistem voting. 11 juri menyatakan bersalah dan tersisa satu orang saja yang belum memberikan keputusannya.
Sebuah film yang baik memiliki makna dan pesan moral yang disampaikan dengan cara yang baik, sederhana, dan sekreatif mungkin. Dengan cara tersebut, penonton diharapkan mampu memaknai film yang ditontonnya dan mengambil pesan moral untuk dapat dijadikan contoh dan motivasi bagi kehidupan mereka. Pengemasan film pun terkadang menjadi perhatian bagi masyarakat. Film yang dikemas dengan baik, menarik, dan kreatif, tentunya memberikan kesan tersendiri bagi masyarakat yang menontonnya. Melalui pengemasan film yang apik, unsur-unsur yang terkandung di dalam sebuah film akan terasa lebih hidup, sehingga masyarakat, khususnya praktisi hukum, dalam hal ini lebih mudah untuk memahami unsur-unsur tersebut dengan baik. Melalui film, masyarakat, khususnya siswa, dapat mengambil pelajaran, pendidikan, serta memahami nilai nilai filosofis hukum dan menaatinya dalam kehidupan bernegara.
- Law Abiding Citizen (2009)
- 12 Angry Men (1957)
Seorang anak kecil didakwa akibat menikam ayahnya dengan pisau hingga mati. Semua saksi dan bukti telah dihadirkan. Para juri ditunjuk untuk memberikan keputusan yang bersifat mutlak terhadap anak kecil tersebut. Setelah juri pengganti dipersilakan untuk keluar, maka tersisa 12 juri yang akan memberikan keputusan, apakah dia bersalah atau tidak. Jika bersalah, maka nasib anak itu akan berakhir di kursi listrik. Ke 12 juri dipersilakan untuk istirahat selama di ruang juri untuk memikirkan dengan matang keputusan yang akan diberikan. Juri-juri tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pemilik jasa pengiriman pesan, agensi periklanan, hingga dokter. Dengan dipimpin oleh Foreman (Martin Balsam), penjurian dimulai dengan sistem voting. 11 juri menyatakan bersalah dan tersisa satu orang saja yang belum memberikan keputusannya.
- A Few Good Men (1992)
- To Kill a Mockingbird (1962)
Sebuah film yang baik memiliki makna dan pesan moral yang disampaikan dengan cara yang baik, sederhana, dan sekreatif mungkin. Dengan cara tersebut, penonton diharapkan mampu memaknai film yang ditontonnya dan mengambil pesan moral untuk dapat dijadikan contoh dan motivasi bagi kehidupan mereka. Pengemasan film pun terkadang menjadi perhatian bagi masyarakat. Film yang dikemas dengan baik, menarik, dan kreatif, tentunya memberikan kesan tersendiri bagi masyarakat yang menontonnya. Melalui pengemasan film yang apik, unsur-unsur yang terkandung di dalam sebuah film akan terasa lebih hidup, sehingga masyarakat, khususnya praktisi hukum, dalam hal ini lebih mudah untuk memahami unsur-unsur tersebut dengan baik. Melalui film, masyarakat, khususnya siswa, dapat mengambil pelajaran, pendidikan, serta memahami nilai nilai filosofis hukum dan menaatinya dalam kehidupan bernegara.
Comments
Post a Comment