Tentang penculikan

Penculikan tidak sama dengan pencurian harta milik. Dalam kasus penculikan, perlakuan yang licik, kejam dan tidak berbelas kasihan ditujukan kepada kelompok manusia yang paling fundamental, yaitu keluarga. Penculikan menimbulkan kekalutan emosi pada anggota-anggota keluarga. Menit demi menit, jam demi jam, mereka terombang-ambing antara harapan dan keputusasaan seraya mereka berjuang menghadapi rasa bersalah, kebencian, dan ketidakberdayaan. Perasaan kalut dan trauma yang menghantui mereka mungkin berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau, kadang-kadang bahkan bertahun-tahun. Dalam upaya gigih mereka untuk meraup uang, para penculik memanfaatkan rasa ikatan kekeluargaan. Sekelompok penculik pernah memaksa korbannya menulis sepucuk surat terbuka berikut ini kepada pers, Saya meminta Pers untuk menerbitkan surat ini di mana-mana sehingga jika saya tidak kembali, yang bertanggung-jawab bukan saja para penculik, melainkan juga keluarga saya yang ternyata lebih mementingkan uang daripada saya. Para penculik di Italia menekan dan meneror demi mendapatkan uang tebusan dengan memotong anggota-anggota tubuh korban dan mengirimkannya kepada sanak keluarga atau stasiun-stasiun TV. Seorang penculik di Meksiko bahkan menyiksa korban-korbannya sewaktu berunding dengan anggota keluarga mereka melalui telepon. Di pihak lain, beberapa penculik berupaya mengambil hati para korban mereka. Misalnya, di Filipina, seorang pengusaha yang diculik disekap di sebuah hotel mewah di Manila dan para penculik memanjakannya dengan minuman keras dan pelacur untuk menghiburnya sampai tebusan dibayar. Namun, kebanyakan korban disekap dan kebutuhan fisik atau higienis mereka diabaikan. Banyak yang dianiaya secara brutal. Bagaimanapun, yang pasti sang korban dicekam rasa ngeri dan mempertanyakan nasibnya.
Bahkan setelah korban dibebaskan, luka emosinya mungkin tidak kunjung sembuh. Para ahli terapi telah mengembangkan suatu metode untuk membantu para korban. Selama beberapa tahap singkat, para korban menganalisis pengalaman mereka dengan bantuan profesional sebelum menjumpai keluarga mereka dan kembali ke kehidupan normal. Terapi yang diberikan tidak lama setelah peristiwa penculikan mengurangi risiko kerusakan permanen. Penculikan tidak saja mempengaruhi para korban dan keluarga mereka. Rasa takut akan penculikan dapat mematikan sektor pariwisata dan memperlambat penanaman modal; hal itu juga menciptakan perasaan tidak aman dalam diri masyarakat. Hanya dalam beberapa bulan pada tahun 1997, enam perusahaan internasional angkat kaki dari Filipina karena ancaman penculikan. Di kalangan para eksekutif Meksiko, rasa takut akan penculikan sudah di ambang histeria, dan itu memang masuk akal. Di Taiwan, pencegahan penculikan diajarkan di sekolah, dan di Amerika Serikat, kamera keamanan telah dipasang di taman kanak-kanak untuk mencegah penculikan. Kebanyakan penculik hanya menginginkan uang. Tuntutan tebusan bervariasi dari beberapa dolar saja sampai ke rekor tertinggi sebesar 60 juta dolar yang dibayar untuk seorang konglomerat properti Hongkong yang tidak pernah dibebaskan meskipun tebusan sudah dibayar. Di pihak lain, beberapa penculik menggunakan para korban untuk mendapatkan publisitas, makanan, obat-obatan, radio, dan mobil serta juga sekolah baru, jalan, dan rumah sakit. Seorang eksekutif yang diculik di Asia baru dibebaskan setelah para penculiknya diberikan seragam basket dan bola basket. Beberapa kelompok juga menggunakan penculikan untuk menakut-nakuti dan mengintimidasi para investor dan wisatawan asing, dengan tujuan untuk menghentikan ekploitasi tanah dan sumber daya alam.

Comments

Popular posts from this blog

Bahaya laten cepu!

Ganja dan Indonesia

Di tengah budaya dan hukum Arab Saudi yang patriarkis